Program Bimbingan dan Konseling Sekolah Penggerak di SDLB
Program
Bimbingan dan Konseling di SDLB Model 11 Kota Batu
1.
Pemetaan Kebutuhan
Peserta didik
Keberagaman murid dalam satu kelas merupakan kesulitan guru untuk
memetakan kebutuhan materi
ajar, Capaian Pembelajarnya, strategi
pembelajaran baik secara kelompok maupun individual.
Dari hasil asesmen baik formal maupun non formal menjadi
dasar untuk pemetaan kebutuhan belajar atau penempatan kelas dan sebagai dasar
/ base line murid dalam mengambil keputusan. Untuk melakukan hal tersebut guru
harus melakukan asesmen.
Asesmen dilakukan pada peserta didik awal masuk sekolah, selama satu
minggu sampai tiga bulan peserta didik dalam pemetaan observasi baik langsung
maupun tidak langsung. Dari proses asesmen yang di amati oleh guru kelas dan
konselor bekerjasama dengan psikolog, therapis , orangtua dan keluarganya.
Dari proses hasil asesmen awal dilakukan case conference dengan kepala sekolah, guru kelas, guru Bimbingan
Konseling/ bagian kesiswaan, orangtua, guru mata pelajaran pendidikan jasmani
olah raga dan kesehatan dan guru agama dibutuhkan untuk berdiskusi pengambilan
keputusan sebagai data untuk penempatan kelas.
2.
Asesmen Bakat Minat.
Untuk memudahkan dalam pembelajaran sejak di tingkat SDLB peserta didik
dilakukan asesmen bakat minat yang berkaitan dengan ketrampilan kognitif,
afektif dan psikomotor. SDLB Model 11 Kota Batu melakukan asesmen bakat minat
melalui program action learning pada
kegiatan seperti Farming one day, dan outbond training. Setelah
di observasi dan dilakukan diskusi dengan kepala sekolah, orangtua, guru kelas
maka akan diprogramkan sesuai dengan hasil asesmen bakat minat. Hasil asesmen berkelanjutan sebagai
dokumen bagi guru yang akan mengampu di kelas
berikutnya bertujuan untuk memetakan kebutuhan belajar peserta
didik. Bagi peserta didik yang mampu akademiknya akan transisi
melanjutkan ke jenjang sekolah regular.