Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

3 Model Guru Di Aceh, Gurugok, Gurubak dan Gurukhui! Kamu Termasuk Yang Mana?



Menurut Bapak Komite SD IT Muhammadiyah Bireuen dan ketua Organisasi Profesi Guru KOALISI BARISAN GURU BERSATU, Ternyata, guru adalah idaman kita semua, walau guru masih banyak kekurangan dari berbagai segi . Sebagai pendidik, guru merupakan pembawa perubahan bagaikan wangian kuntum diawal pagi. Wangi itulah yang selalu dirindukan oleh burung, kupu kupu, belalang dan aneka ragam spesies hewan lainnya. Manusia yang Allah amanahkan sebagai khalifah, pemimpin dunia harus mampu menata dan mengembangkan, serta memberi warna layaknya perintah sang khalik
Mau tidak mau willing or not willing siapapun yang memberdayakan pengembangan dan pembelajaran. Dia itulah disebut guru. Guru disini ditambatkan dengan kondisi alam, yang ada disekitar kita. Menurut guru saya Ketua Kobar-GB (Koalisi Barisan Guru Bersatu Bireuen Aceh) Pak Jafar Kobar mengklarifikasikan 3 model guru, menurut Versi Aceh :

1. Gurugok (nama Kecamatan)
Tipe ini sangat enjoy, sangat-sangat simple tidak aktif, tapi tetap sebagai guru, style dan ciri khasnya tidak sibuk dan tidak saling menjatuhkan, karena guru ini tidak mempersiapkan diri. Tipe ini eksis dengan dengan metode yang sama, pembelajarannya bergaya tetap permanen, tidak repot dengan berbagai perkembangan metode baru, apalagi materi baru. Sikapnya seperti sebuah kecamatan (benda) statis. Tipe guru ini lebih dikenal dengan tipe gurugok

2. Tipe gurubak(gerobak)
Layaknya bagaikan bendi yang selalu bergerak, mencari barang-barang ke semua lini dan ke segala penjuru, mulai ketimur ke barat dan keutara. Sejak bangun tidur hingga pulang menjelang magrib (sun site). Gurubak sangat kecewa dan sedih serasa kesal, jika tidak ada yg didapatkan. Untuk dibawa pulang kedalam usaha kesehariannya, sikapnya selalu berusaha, dan berdoa, sekuat tenaga untuk mendapatkan sesuatu yang bermakna, untuk diangkut dan dibawa pulang. Itulah target dan cita-citanya. Ala gurubak terus mencari kecuali sudah berada dialam mimpi. Itupun dia belum tentu bisa tidur nyeyak, jika tidak ada yang bermakna.
Semoga ada yang berperan “Gurubak” gurubak disini lebih sakral lagi. Dalam bahasa guru adalah “guru”, bak adalah “di”, di sekolah , artinya guru di sekolah, mereka bereka penuh usaha dan peran mempersiapkan bekal, untuk dijadikan bahan. Oleh karena itu tipe “gurubak”, sebagai lumbung ilmu untuk anak dan pewaris masa depan.

3. Tipe Gurukhui (kepiting kecil pantai)
Nah,yang terakhir dengan gurugui, binatang kecil mirip kepiting ini kencang larinya. Sering kita jumpai dipinggir pantai. Berlari kesana kemari dan sesekali masuk lubang, kalau merasa diganggu itulah gurugui. Hebatnya gurugui hidupnya mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan alam, pasang surutnya air laut dijadikan gaya hidup. Kegesitan mencari umpan, begitu cepat dilakukannya. Terkadang langsung disantapnya diatas permukaan hamparan pasir. Dan jika disapu air laut yang pasang, maka dengan cepat makanannya di tarik ke darat demi keamanan. Mana kala air pasang merambahnya. Mampu bermain dan berenang. Dan mampu pula hidup didarat, lebih unik lagi diadalam tanahpun dia mampu hidup dan mencari makanan. Itulah rekan rekan sesekali mari kita mengamati bianatang kecil yang unik macam kepiting itu. Untuk kita jadikan diri sebagai “Gurugui”yang tak luntur di hempas pasang dan tak lekang dikala panas dan selalu tegar di timpa ombak.

Penulis : Rizki Dasilva