Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kepala SD IT Muhammadiyah Bireuen Disebut Tidak Punya Otak!



Hanya bermaksud ingin mengispirasi. Pernah suatu hari saya punya pengalaman menarik. Saya ingin menceritakan kisah saya sendiri mana bisa mengispirasi teman-teman pembaca. Dalam kisah ini, semoga tidak ada rasa ria dan sum'ah pada diri saya. Niat saya hanya ingin menceritakan salah satu kisah selama saya menjadi Kepala sekolah SD IT Muhammadiyah Bireuen. kisah yang tidak bisa saya lupakan. Sekali lagi ini bukan pencitraan. Hanya ingin berbagi kisah pribadi semoga menginspirasi.

Jujur Selama menjadi kepala sekolah, satu hal paling membuat tidak nyaman adalah duduk di kursi kepala sekolah. Saya paling senang duduk di kantor guru, kantor tata usaha atau mutar-mutar dikelas atau dihalaman dan taman sekolah.

Kembali ke kisah diatas ingin saya ceritakan. Kisah pertama, suatu hari saya makan bersama siswa kelas 1, ketika jam Istirahat. Saya perhatikan sebagian siswa yang makan nasi bawaan dari rumah. Sebagian nasi dan keluar dari Tupperware nya. Mereka makan dilantai sekolah. Akhirnya saya berinisiatif menyapu lantai sendiri tanpa menyuruh cs sekolah.

Saat menyapu datang seorang ibu-ibu. Ternyata beliau wali siswa disekolah. Beliau memberi salam dan menyapa saya. "Bang! Ada kepala sekolah didalam? Saya mau ketemu, ada yang penting ingin saya sampaikan" Saya jawab sambil tersenyum " Ada di kantornya, Maaf Ibu saya cek dulu ke dalam. Ibu bisa duduk dulu diruang tunggu ya."

Dalam hati saya, ibu ini tidak mengenal kepala sekolah. Wajah saya tidak ada potongan kepala sekolah mungkin. Sesaat kemudian saya mengajak beliau untuk masuk ke ruang kepala sekolah. duduk dikursi yang sudah saya sediakan. Lalu saya bertanya " Ada yang bisa saya bantu ibu? Seibu jawab " Saya Perlu dengan kepala Sekolah. " Maaf ibu saya kepala sekolahnya" Ibu ini kaget. " Maaf kan saya pak. Saya tidak mengenal kepala sekolah. Abis Bapak pegang sapu tadi". Saya jawab " Tidak masalah ibu, yang penting ibu tidak mengira saya penculik anak." Ibu ini pun ketawa..

Akhir nya kami berdiskusi masalah perkembangan anak ibu sekolah di SD IT Muhammadiyah Bireuen.

Dikesempatan yang lain pernah ada kisah lain selama saya jadi kepala Sekolah SD IT Muhammadiyah Bireuen. Suatu hari supir mini bus Sekolah SD IT Muhammadiyah Bireuen dalam keadaan sakit. Beliau tidak bisa menjalankan tugas sebagai supir antar jemput siswa. Lalu saya minta saat itu untuk menggantikan beliau. Kira-kira ada sekitar 9 anak harus saya jemput ke rumahnya pagi itu.

Didalam perjalanan baru saya merasa begitu lelahnya menjadi supir antar jemput siswa. Memasuki kawasan perumahan dengan jalan yang sempit. Saat itu yang paling saya ingat. Saya di suruh berhenti oleh seseorang dijalan. Beliau menegur saya, karena ada anak yang mengeluarkan tangannya lewat jendela mobil. " Hai Gam Hana Utak Kah! Jeh Aneuk Mit Jaroe jih ulawa. kajaga aneuk mit lam moto!"(He kamu. Seperti tidak punya otak. Itu anak-anak dalam mobil tangannya keluar. Kamu jaga yang benar anak-anak didalam mobil" saya ketika itu seperti disambar petir dan terdiam.

Tapi dengan kisah ini saya sangat bahagia. Karena saya bisa menikmati bagaimana tanggungjawab yang dipikul oleh dua karyawan sekolah. Cleaning Servis dan Supir Sekolah. Setiap bagian dari disekolah itu sangat penting. Semua mereka punya peran dan berjasa. Terima kasih Ibu CS Dan Pak Supir. Semoga Allah Berkahi Kehidupan mu dan keluarga mu.


Penulis : Rizki Dasilva