Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sejarah Awal Muhammadiyah Di Aceh, Kamu harus Tau!

 


Muhammadiyah pada awal kehadirannya di Aceh dikenal mempunyai suatu ciri khas tersendiri yaitu dengan terlibatnya organisasi ini dalam bidang politik. Pada awal perkembangannya Muhammadiyah mendapat dukungan dari elite adat dengan terlibatnya Teuku Muhammad Hasan Glumpang Payong sebagai konsul Muhammadiyah yang pertama dan diteruskan oleh Teuku Cut Hasan anggota keluarga Uleebalang Meuraksa.

Tidak semua golongan di Aceh menyambut baik organisasi Muhammadiyah. Hal ini menyebabkan perkembangan gagasan dan organisasi ini menjadi lamban. Kelambatan organisasi ini untuk diterima disebabkan beberapa hal, diantaranya,1) Pada awal kehadirannya organisasi ini dilihat sebagai kumpulan orang-orang terpelajar dan perantau, sedangkan kondisi masyarakat pedesaan waktu itu belum terpelajar; 2) Muhammadiyah menjalankan paham memurnikan ajaran Islam dari pengaruh bid'ah, khurafat dan kembali pada Alquran dan Hadis. Tentu saja masyarakat muslim adat merasa mendapat pertentangan;3) Muhammadiyah selalu mengajak umat Islam untuk menjalankan amar makruf nahi munkar. Nahi munkar atau menolak kemungkaran dalam masyarakat seolah membuat masalah bagi masyarakat yang melakukan kebiasaan kurang baik. Ketegasan yang ditampakkan Muhammadiyah ini sempat mendapat fitnah dikatakan sebagai "kristen halus".

Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, Muhammadiyah lebih banyak bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan dan kesejahteraan sosial.Upaya ini hasilnya tidak seketika tampak, tetapi baru dapat dinikmati dalam waktu yang cukup lama. Dalam konteks kekinian, keberadaan Muhammadiyah semakin ditantang dalam menegakkan pemberlakuan syariat Islam di Bumi Serambi Mekkah yang sampai detik ini belum berjalan sebagaimana mestinya.

Penulis : Rizki Dasilva S.Pd.I MA