Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

1.3.A.10. AKSI NYATA – VISI GURU PENGGERAK

MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN FISIKA YANG MENYENANGKAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA 

A. Latar Belakang

Menurut Ki Hadjar Dewantara (KHD), Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/ mengaburkan sifat-sifat jeleknya. Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam konteks pembelajaran sekarang, kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad 21.

Pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara tersebut dinilai masih sangat relevan untuk diterapkan pada dunia pendidikan saat ini. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini yaitu Merdeka Belajar.

Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kedua semangat ini yang kemudian memunculkan sebuah pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila dengan 6 dimensi utama diantaranya : 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 3) Berkebinekaan global; 4) Bernalar kritis; dan 6) Kreatif.  

Mewujudkan profil pelajar Pancasila pada anak bukan suatu yang mudah, namun bukan berarti sulit untuk diwujudkan. Mewujudkan dan menumbuh kembangkan profil pelajar pancasila pada anak memerlukan keteladanan dari seorang guru. Guru secara sadar harus mampu menjalankan prinsip ing ngarso sung tulodho (didepan memberikan contoh/teladan) dalam proses pendidikan di sekolah.  Sebagai seorang guru kita harus menyadari bahwa guru sudah terlanjur dipandang sebagai orang yang dapat diteladani di tengah masyarakat kita, sehingga guru sesungguhnya memiliki kesempatan yang paling baik untuk menjadi teladan bagi muridnya. Guna dapat menumbuhkan karakter baik pada diri anak, seorang guru harus mampu melaksanakan peran guru penggerak, meliputi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.  Supaya mampu melaksanakan kelima peran tersebut dengan baik, guru penggerak harus menanamkan nilai-nilai pada diri guru penggerak itu sendiri. Guru penggerak harus mampu menjadi agen perubahan dari dirinya sendiri terlebih dahulu, yaitu dengan mulai menanamkan nilai-nilai guru penggerak, adapun nilai-nilai guru penggerak yang dimaksud adalah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai guru penggerak ini berfungsi sebagai standar bagi guru dalam mengambil ke posisi khusus dalam suatu masalah, menggunakannya sebagai bahan evaluasi dalam mengambil keputusan, berfungsi sebagai motivasi dalam mengarahkan tingkah laku guru penggerak dalam kehidupan sehari-hari.

Guru penggerak adalah seorang agen perubahan. Sorang guru penggerak harus bisa mengambil tindakan secara inisiatif untuk melakukan perubahan pada siswa yang diajarnya.  Perubahan yang dimaksud harus juga seiring dengan tujuan pendidikan nasional saat ini yaitu mewujudkan siswa yang berprofil pancasila melalui proses pembelajaran yang merdeka (merdeka belajar) sesuai dengan filosofi pendidikan KHD. Dalam mewujudkan hal tersebut, seorang guru penggerak diharapkan mampu merumuskan murid dimasa depan seiring dengan tujuan pendidikan nasional serta menjadikannya sebagai visi untuk selanjutkan diwujudkan dalam kegiatan aksi nyata.

Visi adalah sebuah pernyataan yang mendefinisikan sesuatu yang ingin dicapai oleh seorang individu atau oleh sebuah organisasi di masa yang akan datang. Sedangkan Visi guru penggerak merupakan suatu cita-cita atau impian yang ingin diwujudkan oleh seorang guru penggerak khususnya terkait dengan sosok murid impiannya atau sekolah impiannya yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang. 

Visi guru penggerak akan dapat terwujud apabila visi yang dimiliki oleh guru penggerak itu terukur konkrit dapat direncanakan dan juga dilaksanakan secara sistematis. Untuk mencapai hal tersebut guru penggerak dapat menerapkan suatu pendekatan yang disebut dengan inkuiri apresiatif. Inkuiri apresiatif adalah suatu pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan,  artinya perubahan yang diinginkan oleh suatu organisasi seperti sekolah atau perusahaan yang dilakukan secara bersama-sama secara kolektif oleh elemen-elemen yang ada di dalamnya dan berbasis pada kekuatan yang telah dimiliki oleh organisasi atau perusahaan tersebut. Inkuiri Apresiatif berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi. Bila organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka kekuatan SDM dipastikan akan meningkat dan berkembang secara berkelanjutan. Pendekatan Inkuiri Apresiatif dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang ada, mencari cara agar hal tersebut dipertahankan, lalu memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik.

Tahapan utama dalam pendekatan Inkuiri Apresiatif adalah BAGJA. Dalam bahasa Sunda, BAGJA artinya bahagia. BAGJA kepanjangadari Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabaran Rencana, Atur Eksekusi. Jadi tahapan-tahapan BAGJA adalah :

  1. Buat pertanyaan utama,  yaitu merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan.
  2. Ambil Pelajaran,  yaitu mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai dan pelajaran apa yang dapat diambil.
  3. Gali Mimpi,  tahap ini kita dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan terjadi di sekolah. Visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.
  4. Jabarkan Rencana,  yaitu merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi.
  5. Atur Eksekusi,  yaitu memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.

Sebagai salah satu guru penggerak yang mengajar di jenjang SMA, saya memimpikan murid yang unggul, mampu bersaing di era globalisasi serta memiliki profil pelajar pancasila. Dengan terwujudnya siswa yang unggul berprofil pelajar pancasila diharapkan nantinya mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta sukses menjadi pemimpin-pemimpin masa depan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Impian saya tentang murid masa depan ini saya coba tuangkan dalam sebuah visi sebagai berikut :

Mewujudkan siswa yang unggul dan berprofil pelajar pancasila serta mampu bersaing di era global.

Dalam mewujudkan visi tersebut diperlukan kolaborasi semua warga sekolah serta memanfaatkan seluruh kekuatan aset yang dimiliki. Dalam cakupan yang lebih kecil guna mendukung ketercapaian visi tersebut, kita bisa memulai dari diri sendiri dan lingkungan kelas dengan melakukan prakarsa perubahan khususnya dalam proses pembelajaran. Adapun Prakarsa perubahan yang ingin dicapai dalam waktu dekat (1 semester) melalui proses pembelajaran adalah : 

“Mewujudkan Pembelajaran Fisika yang menyenangkan untuk meningkatkan minat belajar siswa“ 

Alasan prakarsa ini dibangun adalah :

  1. Untuk mewujudkan visi murid masa depan sesuai visi tersebut, seorang guru penggerak harus mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran dan mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini tentunya akan dapat terwujud bila proses pembelajaran di kelas  menyenangkan, dan diminati oleh siswa. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, tentunya akan memotivasi siswa untuk meningkatkan kompetensinya dan mampu diajak untuk mengembangkan kemampuan kolaboratif, berpikir kritis dan kemandirian sebagai wujud profil pelajar pancasila.
  2. Pembelajaran yang menyenangkan serta diminati oleh siswa sangat diyakini akan dapat menjadikan siswa untuk semangat belajar untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai. Hal ini dapat menjadi bekal bagi siswa dalam mewujudkan siswa yang kompeten (unggul) dimasa yang akan datang.

Selanjutnya prakarsa perubahan yang telah disusun ini diwujudkan melalui kegiatan aksi nyata di lingkungan sekolah dan kelas yang diampu

B. Tujuan

Adapun tujuan dari aksi nyata yang dilaksanakan penulis adalah sebagai berikut.

  • Mewujudkan pembelajaran fisika yang menyenangkan dan berpihak pada murid
  • Menumbuhkan minat belajar Fisika siswa melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berpihak pada murid.
  • Meningkatkan berpartisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran

C. Tolok Ukur

Adapun tolok ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan penulis adalah sebagai berikut.

  • Siswa mengikuti kegiatan belajar dalam suasana menyenangkan dan ceria
  • Meningkatnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika.
  • Siswa aktif dan antusias dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran.

D. Linimasa Kegiatan Aksi Nyata

Rancangan aksi nyata ini akan penulis laksanakan dalam kurun waktu empat minggu dengan rincian sebagai berikut.

a. Persiapan (Minggu III Desember 2021)

Persiapan yang dilakukan adalah :

  • mensosialisasikan rancangan aksi nyata kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan rekan guru
  • menyusun RPP, LKPD, media pembelajaran, dan instrument penilaian.

b. Pelaksanaan (Minggu I-III Januari 2022)

Setelah persiapan dirasa cukup, pelaksanaan aksi nyata dilakukan di kelas XII MIPA1, XII MIPA2 dan XII MIPA3.

c. Pelaporan (Minggu IV Januari 2022)

Penyusunan laporan dilaksanakan dalam bentuk laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan dan dokumentasi yang dilakukan.

E. Dukungan yang dibutuhkan

Untuk dapat mewujudkan rancangan tindakan aksi nyata ini, saya tidak dapat melakukan sendiri, oleh karena itu dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan diantaranya kepala sekolah, siswa, wakasek, rekan guru, Wali kelas, BK, orang tua siswa dan juga dukungan sarana prasarana.

F. Deskripsi Kegiatan Aksi Nyata

Langkah awal yang saya lakukan dalam kegiatan aksi nyata ini adalah menyusun rancangan aksi nyata menggunakan metode inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA.

1) Pada tahap 1 (Buat Pertanyaan) : mengapa siswa kurang berminat dalam pembelajaran fisika ?.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, saya mencoba melakukan beberapa tindakan diantaranya :

  • Mencari informasi baik diperpustakaan maupun media internet tentang cara-cara meningkatkan minat belajar fisika.
  • Mendiskusikan dengan siswa tentang kendala yang dialami dalam pembelajaran fisika sehingga kurang diminati.

Dari kegiatan tersebut, saya mendapatkan informasi bahwa penyebab utama fisika kurang diminati karena fisika banyak rumus, banyak mengandung perhitungan-perhitungan matematika yang rumit, waktu pembelajaran yang tidak mencukupi, siswa merasa kurang dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran. 

2) Pada Tahap 2 (Ambil Pelajaran) : Siapa saja yang sudah menemukan strategi yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan minat belajar siswa?

Pada tahap ini, saya mencoba mencari informasi dengan melakukan survey di kelas tentang guru yang sudah mampu menerapkan pembelajaran yang menyenangkan. Dari informasi tersebut, saya mencoba untuk mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut di kelas selama proses pembelajaran. Adapun salah satu guru yang dimaksud adalah guru matematika ( I Gusti Ayu Mahariyani).

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika, saya memperoleh pembelajaran bagaimana seharusnya guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran agar menarik bagi siswa.

3) Pada Tahap 3 (Gali Mimpi) : Apa yang harus dilakukan agar siswa terus memiliki minat belajar yang tinggi dalam pembelajaran?

Pada tahapan ini, saya mencoba merancang RPP, LKPD dan Software pembelajaran agar dapat memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran, serta dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran serta mampu memvisualisasikan konsep-konsep abstrak agar nampak lebih nyata. 

Guna mewujudkan hal tersebut, saya mencoba menyusun RPP dengan metode pembelajaran kolaboratif disertai dengan LKPD dan software pembelajaran fisika (Simulasi Praktikum Virtual Fisika) yang saya rancang dan buat sendiri.

4) Pada Tahap 4 (Jabarkan Rencana) : Apa langkah terobosan yang bisa saya lakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa?

Pada Tahapan ini saya mencoba melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode kolabotif melalui kegiatan diskusi, presentasi dan praktikum virtual melalui software pembelajaran yang difasilitasi dengan LKPD.

Pada minggu pertama pembelajaran, saya melihat siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa nampak aktif melakukan ekplorasi konsep, melakukan diskusi serta sudah menunjukkan mulai tumbuh minat belajar walaupun pembelajaran fisika dilaksanakan diakhir jam pelajaran.

5) Tahap 5 (Atur eksekusi) : Siapa yang dapat mengarahkan dan memantau saya dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran?

Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran yang dilakukan, setiap akhir dari proses pembelajaran, saya mencoba mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan.

Melalui kegiatan ini saya akan mengetahui, apakah pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan yang siswa harapkan?, apakah diminati oleh siswa serta apakah konsep yang dipelajari mudah dipahami melalui metode tersebut?

G. Hasil Kegiatan

Selama kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode diskusi kelompok dan praktikum virtual,  siswa tampak senang, antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagian besar kelompok sudah mampu bekerjasama dalam memahami dan mencari solusi dari permasalahan yang diberikan pada LKPD. Pada saat presentasi, setiap anggota kelompok sudah berani tampil serta percaya diri dalam menyampaikan pendapat atau ide yang dimilikinya. Selain itu, munculnya sikap demokrasi serta menghargai pendapat teman jika memiliki solusi atau cara berbeda dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Dalam beberapa kali pertemuan secara tatap muka, hampir semua siswa menunjukkan sikap senang dan antusias dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran. Setelah dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di tiap akhir pertemuan, hampir seluruh siswa memberi respon yang positif dan menyatakan senang dalam mengikuti kegiatan belajar yang telah dilakukan.

H. Kendala dalam Melakukan Aksi Nyata

Adapun kendala yang saya alami dalam melakukan kegiatan aksi nyata ini yaitu: 

  1. Pada kelas tertentu, adanya kelompok siswa yang mengerjakan LKPD dengan kurang serius serta tanpa persiapan dengan tidak mempelajari materi yang telah diberikan sebelumnya sehingga proses pembelajaran memerlukan waktu yang melebihi dari target telah ditentukan, 
  2. beberapa siswa belum mampu untuk mengungkapkan pendapat atau ide yang dimilikinya secara jelas dan mudah dipahami oleh yang lainnya, dalam artian siswa tersebut sebenarnya sudah memahami materi akan tetapi belum mampu menyampaikannya dengan jelas sehingga teman-teman yang lainnya tidak mampu menangkap maksud dari pesan yang disampaikan oleh siswa tersebut. 
  3. beberapa siswa yang belum terbiasa untuk menyimak presentasi dari kelompok yang menyajikan hasil diskusi, mereka sibuk dengan kelompoknya sendiri sambil mempersiapkan permasalahan yang akan dibahas berikutnya sebagai persiapan jika kelompok mereka mendapat giliran berikutnya. 

Upaya yang dilakukan penulis dalam menghadapi kendala-kendala-kendala yang dialami diantaranya:

  1. Memotivasi siswa serta mengingatkan siswa tentang waktu pengerjaan agar menyelesaiakn LKPD tepat waktu
  2. Memberikan materi untuk dibaca siswa di rumah sebelum pembelajaran dimulai
  3. Lebih sabar dalam menuntun siswa agar mampu mengikuti sesi presentasi dengan baik serta melatih siswa supaya mampu menyampaikan pendapat agar mudah dipahami oleh siswa yang lain.

I. Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Adapun rencana perbaikan yang akan penulis lakukan, diantaranya:

  1. Terus belajar dan meningkatkan kompetensi diri agar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang berpihak pada murid serta proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga pelajaran fisika yang sebelumnya menjadi momok bagi siswa menjadi pelajaran yang diminati. 
  2. Kedepannya penulis akan menularkan hal-hal baik yang sudah dilakukan terkait menumbuhkan minat belajar siswa melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa. 
  3. Secara berkala akan mengajak guru-guru di sekolah untuk selalu melakukan refleksi tentang praktik baik mengajar untuk mengetahui keberhasilan dan kelemahan dari proses pembelajaran yang dilakukan serta berupaya mencari terobosan untuk 

J. Dokumentasi Kegiatan Aksi Nyata

  • Sosialisasi Rancangan Kegiatan Aksi Nyata dengan Kepala Sekolah, rekan guru dan teman-teman MGMP Fisika di sekolah.


  • Proses awal, diskusi terkait kendala pembelajaran fisika dan menentukan strategi pembelajaran yang diharapkan oleh siswa untuk menumbuhkan pembelajaran yang menyenangkan.



  • Mengikuti dan memantau Proses Pembelajaran Matematika sebagai salah satu guru model yang telah berhasil melaksanakan pembelajaran yang mampu menumbuhkan pembelajaran yang aktif interaktif dan menyenangkan.

    


  • Menyusun LKPD, dan Software Pembelajaran untuk memfasilitasi siswa agar pembelajaran lebih aktif kreatif dan menyenangkan serta dapat memvisualisasikan konsep-konsep yang bersifat abstrak.

    





  • Proses Pembelajaran  Fisika yang berpusat pada siswa untuk menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran

Mengawali dan mengakhiri Pembelajaran dengan Salam dan Doa

   


Siswa terlibat aktif dalam menggali konsep yang sedang dipelajari melalui praktikum virtual dan diskusi kelompok kecil


Saat siswa menemuai kendala, tanpa ragu-ragu meminta penjelasan dari guru.

   


Dalam Diskusi Kelompok, Setiap anggota kelompok berperan aktif berdiskusi dan bertukar pendapat


Siswa dengan penuh percaya diri mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

   



Dalam proses diskusi kelas, siswa tumbuh keberanian untuk memberikan pertanyaan, penguatan maupun sanggahan terhadap hasil presentasi yang disajikan oleh kelompok lainnya.


Diakhir Kegiatan Diskusi, Guru memberikan penguatan untuk memperdalam konsep-konsep yang sudah diekporasi melalui diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

  • Refleksi proses pembelajaran

Dalam setiap akhir dari proses pembelajaran yang dilakukan, guru melakukan refleksi proses pembelajaran dengan meminta siswa untuk menyampaikan kesan dan pesan / testimoni terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Pengumpulan Testimoni Siswa dilakukan melalui web LMS sekolah.

Berikut ini cuplikan beberapa testimoni yang disampaikan oleh siswa :


 Demikian aksi nyata Modul 1.3 Visi guru Penggerak yang saya buat.

Semoga Bermanfaat.

Salam dan Bahagia