Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Peran Psikologi Pendidikan Bagi Pembelajaran

Peran psikologi pendidikan bagi pembelajaran - Psikologi dan pendidikan tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling terhubung dan ada timbal balik.

Pendidikan sendiri memiliki peran dalam pembimbingan hidup seorang individu semenjak ia lahir hingga di liang lahat dan pendidikannya sendiri tidak berjalan menggunakan semestinya tanpa diiringi dengan perkembangan psikologi karena watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologinya.

Pendidikan menjadi hubungan disiplin ilmu yang cukup penting dalam mengetahui masalah yang menghambat atau mendukung kejiwaan siswa pada proses pembelajaran, sehingga memahami keadaan mental siswa, maka guru dapat mengatur dan mencoba mencari solusi untuk masalah tersebut, jadi untuk masalah ini,sudah sepantasnya seorang perlu

Memiliki pengetahuan yang komprehensif tanggap psikologi pendidikan jadi pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan terarah.

Pendidikan bertujuan untuk sebuah proses pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang atau kelompok dan usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Sedangkan pendidikan itu sendiri sudah ada yaitu sebuah proses interaksi dua orang atau lebih, antara guru serta peserta didik yang mana menghasilkan suatu perubahan sikap maupun tingkah laku kearah yang lebih baik.

Pendidikan sangat penting karena sudah ada suatu kegiatan yang menentukan bagi kehidupan manusia serta kebudayaan.

Tentu saja pendidikan juga  menyangkut masalah kehidupan bersama, baik kehidupan didalam keluarga maupun didalam masyarakat. 

Memperhatikan pendidikan secara cermat sangatlah krusial, bertujuan pada memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada di dunia pendidikan sehingga kehidupan masyarakat dapat menjadi lebih baik dimasa mendatang.

Para pendidik harus peka dan sadar bahwa pengetahuan dan pengalaman manusia adalah resep dalam mengasuh anak-anak. 

Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka serta tertutup pada manusia baik selaku individu dan kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.

Lalu menurut  Elliot (1999) mengatakan bahwa “psikologi pendidikan adalah penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.”

Sedangkan dari Anita Woolfolk Hoy (2007) definisi psikologi pendidikan merupakan ilmu yang fokus perhatiannya pada proses belajar dan pembelajaran, menerapkan metode dan teori psikologi dan menjadikannya menjadi teori yang sesuai.

Selanjutnya psikologi pendidikan merupakan cabang psikologi menggunakan kekhususan pada pemahaman belajar mengajar dalam lingkungan pendidikan.

Sedangkan berdasarkan akademis psikologi pendidikan ialah kajian tentang seseorang yang belajar, proses pembelajaran, serta proses pengajaran (Faiza dkk, 2017). Sementara itu, Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld mendefinisikan psikologi jauh lebih sederhana daripada definisi di atas, yaitu psikologi ialah studi tentang hakikat manusia (Muhibbin Syah, 2004:9).

Sesuai hal tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi pendidikan berkaitan dengan pengkajian atau studi tentang proses belajar manusia yang terjadi pada lingkungan pendidikan, yang mencakup efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pembelajaran, dan psikologi persekolahan yang mengkaji bagaimana mengatur dan menata organisasi persekolahan dalam suatu sistem pendidikan.

Peran pendidikan pada pembentukan karakter siswa

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis pada perkembangan sumber daya manusia, disatu sisi pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan dan kematangan, tentunya hal ini mengandung makna bahwa kedewasaan pada makna ini tidak terbatas hanya pada usia kalender, melainkan lebih berbobot mental – spiritual, sikap, nalar, baik intelektual maupun emosional, sosial dan spiritual.

Proses pemberdayaan peserta-didik untuk menjadi SDM yang berkemampuan dan bertanggungjawab , tidak dapat dilepaskan dari penerapan asas kasih sayang.

SDM yang mempunyai keberdayaan, ialah manusia yang berinteraksi sosial dengan sesamanya dalam suasana kasih sayang.

Bahkan dalam suasana yang demikian, individu terhadap individu lainnya, dapat saling memberdayakan.

Hanya harus diingat, bahwa suasana kasih sayang, bukan suasana kemanjaan yang justru dapat mengembangkan ketergantungan yang kaku jauh dari kemandirian.

Melalui proses pemberdayaan, peserta didik digiring maupun dibimbing SDM yang mempunyai visi, sadar bahwa hidup serta kehidupan itu berpijak pada kenyataan, dimanapun kita hidup dan kehidupan itu berpijak pada kenyataan dimanapun kita hidup selalu berhadapan dengan orang lain, serta dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan-ancaman dan hambatan-gangguan, harus menampilkan diri sebagai diri yang berani.

Empat dimensi, yaitu visi, realita, orang (manusia lain), dan keberanian, oleh sarah Cook & Steve Macaulay (1996 : 40-44) merupakan dimensi yang harus dimiliki seorang pemimpinan yang dalam masa jabatannya.

Ada 2 faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam belajar, ialah : 

Faktor intern, faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik yaitu dari orangtua, dari guru dan dari masyarakat.

Faktor intern dibagi menjadi tiga yakni faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan merupakan 7 dari faktor psikologis dan faktor inilah yang wajib diperhatikan setiap pendidik agar dapat mengendalikan dan mengatur belajar agar dapat berlangsung efektif, terarah dan optimal.

Psikologi pendidikan juga membantu dalam memahami karakteristik peserta didik apakah anak lambat belajar atau cepat belajar, dengan mengetahui karakteristik ini guru dapat melakukan pendekatan belajar untuk anak didik yang berbeda-beda tersebut, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal sesuai karakteristik  peserta didik.

Sumadi Suryabrata mengatakan bahwa: “Inti persoalan psikologi pendidikan terletak pada anak didik sebab pendidikan adalah perlakuan terhadap anak didik yang secara perlakuan psikologi tersebut harus selaras dengan keadaan anak didik, dengan demikian persoalan psikologi yang berperan dalam proses pendidikan anak dapat terjawab jika pendidik dapat memberikan bantuan kepada peserta didik agar berkembang secara wajar melalui bimbingan dan konseling, pemberian bahan pelajaran yang berstruktur dan berkualitas.”

Keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berhasil apabila peserta didik mampu menerima materi yang disampaikan pendidik tanpa adanya suatu tekanan apapun.

Kondisi psikologi peserta didik sangatlah berpengaruh karena jika terjadi tekanan yang membuat peserta didik tidak nyaman, maka fokus pikirannya bukan dalam materi yang disampaikan melainkan dalam permasalahan yang mengganggu pikiran serta hatinya.

Bahkan ketika peserta didik kehilangan rasa percaya diri, itu juga akan berpengaruh pada semangat belajarnya. Ketika peserta didik tidak kehilangan semangat belajar, mustahil jika keberhasilan pembelajaran dapat diraih.

Sekarang marilah kita bahas ruang lingkup psikologi pendidikan, ialah:

Ruang lingkup psikologi pendidikan yaitu sebagai berikut : 

Pertumbuhan dan perkembangan individu 

Sejak manusia lahir maka kehidupan mulai ada dan akan mengalami pertumbuhan serta perkembangannya.

Pada proses pertumbuhan terjadi juga proses perkembangan.

Hal ini tidak dapat dipisahkan karena pertumbuhan serta perkembangan adalah suatu hal penting yang mengenai perubahan seorang individu.

Oleh karena, itu pertumbuhan dan perkembangan pada umumnya terjadi dalam diri individu akan terus berlanjut tanpa henti hingga di akhir hayat.

Kejiwaan Anak 

Ruang lingkup kedua yang ditinjau kembali oleh psikologi pendidikan merupakan psikologi atau keadaan jiwa yang berasal dari anak.

Di masa kanak-kanak merupakan masa yang paling mendasar apa yang dialami seseorang akan sangat memberikan makna yang sangat mendalam serta begitu mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang pada kehidupannya nanti di masyarakat.

Motivasi 

Setiap perbuatan yang dikerjakan yaitu termasuk perbuatan belajar yang disebabkan oleh sesuatu dorongan.

Dorongan tersebut berasal dari dalam diri seseorang individu untuk mencapai suatu tujuan, dorongan itu lah yang disebut dengan motivasi.

Motivasi orang tergantung pada kekuatan motifnya yang ingin dia capai. Disini, motif yang dimaksud, menurut tokoh Hersey, Blanchard dan Johnson yaitu “kebutuhan, keinginan, dorongan maupun gerak hati dalam diri individu”.

Dengan menggunakan kata lain sesuatu yang menggerakkan seseorang dalam melakukan tindakan dengan cara tertentu, atau sekurang-kurangnya mengembangkan hal tertentu (Hodgetts,1996)

Mary Go Setiawan menjelaskan beberapa “peran psikologi pendidikan” yang menyelidiki unsur kejiwaan cara belajar peserta didik.

Membentuk kepribadian pendidik dan prestasi belajar 

Kepribadian pendidik memberikan pengaruh yang amat besar bagi sikap, karakter maupun hidup belajar dari seorang peserta didik, sehingga seorang pendidik sebelum mengajar maka ia perlu mengetahui kepribadiannya sendiri.

Dan psikologi pendidikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkaji pengembangan semua potensi dan kecakapan yang dimiliki peserta didik dalam interaksi antar individu dapat membantu pendidik untuk mempunyai pemahaman yang baik tentang diri sendiri sehingga melalui pemahaman terhadap diri sendiri seseorang dapat mengajar secara bijaksana.

Mengetahui Situasi

Memadai atau tidaknya situasi dalam lingkungan belajar dapat berpengaruh bagi prestasi belajar, oleh karena itu psikologi pendidikan dapat menemukan permasalahan dari berbagai masalah pendidikan dengan melihat pada kepribadian peserta didik yang dipengaruhi situasinya.

Emosi

Untuk memahami keadaan emosi seseorang yaitu dengan mengetahui emosi tersebut, seorang pendidik dalam memahami dan memperlakukan seorang peserta didik dengan bijaksana.

Emosi adalah suatu keadaan jiwa yang dapat sangat berpengaruh bagi keadaan belajar peserta didik.

Apabila keadaan emosinya stabil maka ia bisa belajar dengan baik, begitu juga sebaliknya.

Membangkitkan motivasi belajar 

Salah satu tujuan psikologi pendidikan yang sangat krusial adalah membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Psikologi pendidikan dalam pemahaman terhadap karakteristik jiwa peserta didik haruslah mampu membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar.

Dari hal ini maka tujuan psikologi pendidikan ialah alat bantu yang krusial untuk menjadikan segala dasar untuk berpikir, bertindak bagi pendidik, konselor dan juga tenaga kerja professional kependidikan lainnya dalam mengelola proses belajar-mengajar.

Penulis menyimpulkan bahwa selain memahami karakteristik jiwa seorang peserta didik maka psikologi juga mempunyai tugas untuk menciptakan suasana belajar yang efektif, membantu pendidik untuk dapat memilih metode belajar yang paling efektif sesuai dengan karakteristik dan permasalahan peserta didik, membantu pendidik untuk dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Oleh karena itu, maka psikologi pendidikan adalah sangat penting dalam pendidikan dan juga untuk pembangunan ke depan.

Tujuan penting psikologi pendidikan 

Tujuan penting psikologi Pendidikan Menurut Jean Jaques Rousseau, “Seorang pemikir sekaligus ahli ilmu psikologi pendidikan dunia asal Perancis yang lahir pada tahun 1712 masehi dan wafat pada tahun 1778 masehi menjelaskan bahwa: 

Segalanya baik ketika datang dari tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk di tangan manusia.

Campur tangan orangtua atau orang dewasa terhadap perkembangan anak bisa menyebabkan masalah apabila hal itu tidak dilakukan dengan hati-hati.

Para pendidik seharusnya membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik.

Setiap pendidik harus bisa mengerti dan memahami  keadaan jiwa peserta didik agar melalui pemahaman tersebut, pendidik dapat mengukur kemampuan dan tingkat pemahaman peserta didik agar setiap  pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan secara efektif.

Sebagaimana Mukhtar Martins Yamin yang mengatakan bahwa “guru harus memenuhi ukuran kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya, sehingga peserta didik dapat mencapai ukuran pendidikan yang tinggi”. 

Manusia yang terdidik seharusnya menjadi seorang yang bijak, yakni yang dapat menggunakan ilmunya dalam hal-hal yang baik (beramal shaleh), maupun dapat hidup secara bijak di seluruh aspek kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, dan bernegara.*** (Penulis : Istiqomatuzzahra

Referensi

AP. Utami. (2019). Kesulitan Belajar : Gangguan Psikologi Pada Siswa Dalam Menerima Pelajaran. Jurnal Science Education, 2,2. 92-96.

Arifin. (2017). Membangun Karakter Siswa Sebagai Kontribusi Terhadap Karakter Bangsa Melalui Pendekatan Psikologi. Jurnal Edukasi Sebelas April. 1,1. 1-14.

Christoper, Gloria. (2018). Peranan Psikologi Dalam Proses Pembelajaran Siswa di Sekolah. Jurnal Warta Edisi: 58.

Ichsan, Muhammad,S.Pd.I,M.Ag. (2016). Psikologi Pendidikan Dan Ilmu Mengajar. Jurnal Edukasi, 2,1, 60-76. 

Kulsum,Umi. (2021). Peran Psikologi Pendidikan Bagi Pembelajaran. Jurnal Mubtadiin, 7. 100-121.

Nurliani. (2016). Studi Psikologi Pendidikan. Jurnal As-Salam, 1,2. 39-51.

Rochani, Nurul. (2019). Studi Literatur Pengaruh Psikologi Pendidikan Terhadap Keberhasilan Pembelajaran. Jurnal Science Education, 2,2. 120-123.

Sakerebau, Junier. Memahami Peran Psikologi Pendidikan Bagi Pembelajaran. Jurnal Teologi Dan Pendidikan Konstektual, 1,1. 96-111.

Sulistyarini. Membangun Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Konstektual. Jurnal Pendidikan.

TM, Taqwin. Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Peserta Didik. Jurnal Pendidikan.