Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sosok Ustaz Ilyas, Guru Yang Tak Pernah Tergantikan

Beberapa waktu yang lalu saya di ingatkan oleh ust zakariya lc pimpinan Mataqu untuk menulis buku tentang sosok ust ilyas yang sangat menginspirasi banyak muridnya. Beliau adalah salah satu tokoh dakwah yang mengispirasi ribuan muridnya di Aceh.

Hari ini saya tersentak, dengan tulisan haru di media sosial yang ditulis oleh guru saya ust Safrizal July  tentang sosok ustaz ilyas yang tidak akan pernah dilupakan oleh banyak muridnya. Gerakan dakwah yang beliau bangun tak pernah tergantikan. Gerakan dakwah keikhlasan dan ketulusan. Semangat dakwah beliau masih terekam indah di semua memori saya dan murid-muridnya yang lain.

Saya ingin memutar memori indah masa lalu. Sejak dibangku SD saya sudah mengenal beliau. Model dakwah sederhana. Ust Ilyas mendekatkan hati kami dengan masjid, dengan quran, dengan orang-orang shalih. Beliau membakar semangat kami untuk Istiqomah dalam Islam, meluruskan aqidah, taat beibadah tidak bercampur dengan Bid'ah dan subhat. 

Beliau mendekati muridnya dengan diskusi keislaman, kemudian kami menginap di masjid agung bireuen, menghafal Alquran, taat dalam ibadah, terutama shalat berjama'ah. Setelah nginap dimasjid, beliau beri kajian malam dan subuh dimasjid. Beliau juga mengajak  anak-anak, remaja dan pemuda untuk menikmati kopi stel alias kopi susu setelah kajian. 

Kami dibiasakan dalam kajian keilmuan, membiasakan budaya literasi yang tinggi, rajin membaca Alquran dan kitab-kitab juga buku. Berlama-lama dalam pustaka. Beliau bangun karakter murid-muridnya dengan tangguh, pantang mengeluh dan putus asa. Selain itu beliau selalu berpesan lemah lembut sesama muslim tapi tegas pada yang bathil. Beliau bukan sosok yang takut kepada siapapun. Hingga lahirlah murid-murid yang sukses setelah 20 tahun kedepan.

Saya sempat tertegun saat itu. Mendengar beliau wafat bersama gelombang tsunami. Beliau kembali kepada Allah Sebelum menikmati perdamaian di aceh. Ustaz Ilyas adalah guru saya yang paling saya rindukan hingga saat ini. Beliau bagaikan suluh di hati kami. Suluh penerang dan suluh peradaban.

Waktu saya di pesantren di makasar beliau sering menelpon saya dan teman-teman dari aceh. Beliau memotivasi kami, pantang pulang sebelum sukses. Pulang ke aceh tahun 2004 terakhir sebelum tsunami saya mengunjungi beliau di penjara lhok nga bersama ust saiful bahri, saya meneteskan airmata melihat 2 guru saya berpelukan sambil menangis. 

Saat itu saya juga di peluk oleh ustaz ilyas. Itu adalah terakhir saya berjumpa beliau. Dan memberi banyak nasehat. Beliau berpesan untuk istiqomah dijalan dakwah.  Saya adalah salah satu murid beliau yang sangat dekat dan saya mengenal siapa muridnya. Saya berguru ke ustaz Ilyas sejak di bangku SD hingga SMA.

Banyak kenangan yang masih tersimpan rapi dalam hati. Tidak cukup lembaran untuk ditulis. Ust Ilyas menyisakan banyak kenangan indah buat kami muridnya.  Indah dalam keimanan, dakwah dan ketaatan. 

Hanya doa yang bisa kami sampaikan. Sebagai murid kami rindu beliau, kami rindu mendengar kajiannya, kami rindu memeluk tubuhnya, kami rindu duduk disamping sambil bercerita seperti dulu. Sambil minum kopi. Bercerita tentang dunia pendidikan, dakwah dan tentang masa depan aceh.

Di momen peringatan hari guru ini. Saya sangat bersyukur pernah menjadi muridnya beliau guru yang tak pernah tergantikan. Semoga Allah menyiapkan taman surga yang indah buat ustaz Ilyas. Allahummagfirlahu warhamhu wa’afihi wakfuanhu..Amiin

Rizki juli