Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Manisnya Toleransi Di Pulau Kami

Penduduk Sabang yang hanya berjumlah lebih kurang 42.000 jiwa dan terdiri dari berbagai etnis, agama dan latar belakang sangat mengedepankan toleransi. Dengan kondisi pulau yang tidak begitu luas, menjadikan "hawa" masyarakat heterogen itu kian terasa.
Manisnya Toleransi Di Pulau Kami

Jauh hari sebelum Imlek tahun ini, saya sudah berencana membuat konten. Saya minta suami saya menanyakan kepada seorang temannya yang berprofesi sebagai Guru Agama Budha, tentang rute Festival Barongsai yang biasanya akan digelar pada lima belas hari setelah tahun baru Imlek yang disebut dengan Cap Go Meh, sesuai kalender penanggalan Cina. Beliau sangat bersemangat memberi tahu kami sekaligus mengirim jadwal detail segala kegiatan dalam perayaan Cap Go Meh di berbagai sudut kota.

Warga kota sangat antusias dan terhibur menyaksikan Festival Barongsai tersebut, mereka berbondong-bondong keluar rumah menuju jalan raya, sama seperti warga etnis Cina di sini yang berbondong-bondong keluar rumah menonton parade takbir keliling pada malam Idul Fitri dan Idul Adha.

Keharmonisan seperti inilah yang membuat saya semakin senang tinggal di sini. Keakraban dan saling menghargai yang terkesan lahir dari hati dan tidak dibuat-buat.

Suatu pagi di bulan Ramadhan, saya berbelanja peralatan menjahit di toko milik keturunan Cina. Tepat jam sarapan pagi. Karena menyadari warga muslim sedang menjalankan puasa, pemilik toko yang sedang mengunyah sesuatu di dalam mulutnya, langsung menengok ke dinding dan menelannya secara buru-buru, mungkin agar saya tidak tahu bahwa ia sedang makan. Tapi akhirnya, ia "salting" juga dan tertawa melihat saya.

Festival Barongsai kemarin juga banyak dibantu oleh teman-teman mereka yang beragama Islam. Tampak pada video, banyak gadis-gadis berjilbab di sana. Ada juga laki-laki yang menabuh drum, menyetir mobil sampai menyediakan makanan. Sweet sekali.

Lalu, bagaimana saya tidak jatuh cinta akan cantiknya alam Sabang dan manisnya hubungan persaudaraan?

Follow ig kami, ya, @ismimarnizar, buat kepoin konten-konten yang bikin iri lainnya.

SUMBER: FACEBOOK ISMI MARNIZAR