Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Uang Bukan Segalanya Dan Tidak Semuanya Butuh Uang

Hidup kita yang hanya sementara ini seolah punya satu tujuan yang sama, yaitu bagaimana agar bisa mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya supaya diakui sebagai manusia mulia dan disegani seluruh dunia.
Uang Bukan Segalanya Dan Tidak Semuanya Butuh Uang

Begitu banyak meme atau tagline bertebaran dimana-mana seolah uang adalah "glorius purpose" bagi semua orang.

Contohnya:

1. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan, mungkin karena uangnya kurang banyak.

Saya yakin, orang-orang yang setuju dengan statement ini biasanya mereka yang belum memiliki banyak uang, dalam bayangan mereka, uang banyak akan mampu membeli apapun kesenangan yang mereka inginkan dan membuat mereka bahagia.

Tapi apa yang dikatakan Hotman Paris dalam salah satu podcast, cukup membuat pandangan kita tentang uang berbeda, katanya:

"Saya kadang berpikir, setelah saya memiliki segalanya seperti sekarang, lalu apa? Gitu, lho. Saya makan sama juga seperti asisten-asisten saya, pecel lele, ayam, ikan, saya tidak bisa makan berlian walaupun saya mampu membelinya."

2. Kekayaan memang tidak menjamin bahagia, tapi bukankah menangis dalam Lamborghini lebih nyaman daripada menangis di atas Beat?

Saya tidak setuju dengan pernyataan ini. Yang namanya sedih, menangis, depresi, kecewa, adalah masalah hati, emosi, perasaan dalam diri. Ia tidak ada hubungannya dengan meteri atau benda-benda yang mengelilingi kita. Sedih tetaplah sedih, tak peduli dalam Lamborghini ataupun di atas sepeda, rasanya tetap sama. Lihatlah betapa banyak artis atau orang-orang kaya yang bun*h diri di apartemen mewah, atau dengan cara menabrakkan mobil mewahnya karena terlalu kecewa, sedih atau depresi.

3. Kamu tidak perlu mencari saudara, cukuplah cari uang, maka saudaramu akan datang dengan sendirinya.

Mereka yang datang itu bukan saudara. Mereka hanya mengaku saudara selama ada yang bisa diharapkan. Saudara adalah ikatan hati yang tidak memandang uang ataupun kedudukan. Saudara adalah ikatan batin jangka panjang bahkan tujuan mereka adalah tetap menjadi saudara setelah kematian. Sungguh!

Uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Uang hanya bisa membeli pilihan.

Misalnya ketika kita punya uang, kita membeli gamis yang sangat cantik secara online, kita membayangkan betapa bahagia jika mengenakan gamis itu. Namun setelah baju itu sampai, ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Apakah kita bahagia? Apakah uang yang telah kita habiskan itu mampu membeli kebahagiaan?

Di saat kita lapar, hendak membeli nasi goreng misalnya, uang kita banyak, tapi nasi goreng yang kita incar telah habis, kita kalah cepat dengan seorang bapak pekerja bangunan yang membeli dua bungkus terakhir, katanya akan ia makan bersama keluarganya karena telah berjanji dengan anaknya yang berulang tahun pada hari itu. Ia telah menahan lapar pada siang harinya agar bisa membeli dua nasi goreng untuk dimakan bersama.

Siapa yang lebih berbahagia?

Postingan ini tidak bermaksud menyudutkan siapapun. Uang memang kita perlukan, itulah sebabnya ia diciptakan. Tapi uang hanyalah benda, jangan "menyembah" berlebihan. Bukan ia semata yang menjadikan kita mulia dan bahagia...

SUMBER: FACEBOOK ISMI MARNIZAR